ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BUDIDAYA TANAMAN GAHARU (ANALYSIS OF NON-WOOD FOREST PRODUCTS GAHARU)
DOI:
https://doi.org/10.24036/agrnes.v1i2.26Keywords:
Pendapatan, petani, inokulasi, biaya, keuntunganAbstract
Gaharu (Aquilaria, spp) merupakan unggulan utama hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu, baik nabati maupun hewani, beserta produk turunan kecuali kayu yang berasal dari hutan (Deohut, 2007). Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui tentang budidaya tanaman gaharu di Nagari Padang Laweh, Mengetahui tingkat pendapatan petani budidaya tanaman gaharu pada kelompok tani hutan putra harapan di Kecamatan Nagari Padang Laweh, Mengetahui keuntungan usahatani budidaya tanaman gaharu di Nagari Padang Laweh. Jenis penelitian ini adalah Analisis deskriptif. Metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya investasi dan biaya produksi usahatani budidaya tanaman gaharu. Dengan sampel yang digunakan adalah sebanyak 10 orang. Hasil dari penelitian, Yang pertama budidaya tanaman gaharu tahun 0 hinnga tahun 9 masih bernilai negatif dikarenakan tanaman gaharu baru bisa mendapatkan hasil panen pertama ditahun yang ke 10, yang kedua biaya produksi terdiri dari 2 biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel, yang pertama biaya tetap yang dikeluarkan petani budidaya tanaman gaharu hasil hutan bukan kayu (hhbk) kelompok tani hutan putra harapan adalah sebesar Rp. 30.220.000., dengan rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani sebesar Rp.5.483.636, yang kedua biaya variabel yang dikeluarkan petani budidaya tanaman gaharu hasil hutan bukan kayu (hhbk) kelompok tani hutan putra harapan adalah sebesar Rp.45.675.000, dengan rata-rata biaya variabel petani sebesar Rp. 9.135.000, yang ketiga keuntungan senilai Rp. 258.015.000, dengan rata- rata keuntungan petani pada panen pertama ini berjumlah Rp. 46.911.818.
Kata kunci : Pendapatan, petani, inokulasi, biaya, keuntungan.
Abstract
Agarwood (Aquilaria, spp) is the main seed of non-timber forest products (NTFPs). Non-timber forest products, both vegetable and animal, along with derivative products except wood originating from forests (Deohut, 2007). The aim of this research is to find out about the cultivation of agarwood plants in Nagari Padang Laweh, to find out the income level of farmers cultivating agarwood plants in the Putra Harapan Forest Farmer Group in Nagari Padang Laweh District, to find out the profits of farming businesses cultivating agarwood plants in Nagari Padang Laweh. This type of research is descriptive analysis. The research method is quantitative analysis, which is used to determine the amount of investment and production costs of agarwood cultivation farming businesses. The sample used was 10 people. The results of the research, the first is that the cultivation of agarwood plants from year 0 to year 9 still has a negative value because the agarwood plants can only get their first harvest in the 10th year, the second is that production costs consist of 2 costs, namely fixed costs and variable costs, the first is fixed costs The amount spent by farmers cultivating non-timber forest products (HHBK) by the Putra Harapan Forest Farmers Group is IDR. 30,220,000, with the average fixed costs incurred by farmers amounting to Rp. 5,483,636, the second variable costs incurred by farmers cultivating non-timber forest products (HHBK) from the Putra Harapan Forest Farmer Group is Rp. 45,675,000 , with an average farmer variable cost of Rp. 9,135,000, the third is a profit of Rp. 258,015,000, with the average farmer's profit from this first harvest amounting to Rp. 46,911,818.